Judulnya Apa Ya.. Dateng-dateng Curhat Kali Ya..
Udah
sebulan lebih beberapa hari gue putus dengan Annisa, seseorang yang saat ini
tentunya masih ada di hati. Sampai sekarang masih ada yang gue belum mengerti dari
dia.
Apa
yang dia pikirkan tentang gue? Apa yang dia sukai dari gue? Apa yang dia sayang
dari gue?
Hal-hal
mendetil dari dia, masih hafal di otak. Seperti bagaimana dia berbicara,
bagaimana dia ketika melepas kacamatanya, bagaimana dia bergerak, bagaimana dia
tersenyum, sedih, gelisah, dan hal lainnya.
Gue menciptakan lagu tentang dia, yang gue beri judul Lagu
Untukmu. Dan ini liriknya:
Tiba saatnya aku
kembali menulis.
Menuliskan sebuah
lagu yang sederhana.
Lagu yang diciptakan
hanya untukmu.
Semoga kamu menyukai
ini.
Aku bukanlah seorang
musisi.
Yang pintar membuat
lagu yang menakjubkan.
Tapi dengan cinta aku
membuat.
Membuat lagu ini
hanya untukmu.
Lewat lagu ini aku
sampaikan tentang dirimu.
Kamu yang membuat
hari ku berubah.
Lewat lagu ini aku
sampaikan tentang kamu.
Kamu yang membuat
hari ku berubah.
Reff:
Kamu yang manis..
Kamu yang lucu..
Kamu yang lugu..
Itulah kamu..
Kamu yang cantik..
Kamu yang ceria..
Kamu buat hariku..
Itulah kamu..
Lagunya nanti gue upload ke channel soundcloud gue, kalo
lagi ada kuota ya. Huehehuehe
Gue ini tipe orang yang cemburuan. Walau kadang selalu coba
paksa buat gak cemburuan. Annisa
itu tipe cewek yang mudah bergaul dengan cowok. Ada sesuatu yang berbeda dari
dalam diri dia. Seperti ada sebuah magnet bagi cowok yang berbicara terlalu
dekat dengan dia. Ya suara dia yang kadang manja itu bisa bikin cowok yang
jomlo berabad-abad bahkan sampe yang udah punya pacar pasti bakal terpincut
sama dia.
Selama
pacaran sama dia, ada aja cowok yang naksir bahkan sampai menyatakan
perasaannya ke dia. Ya sebagai seorang pacarnya ketika itu, gue pasti sabar
banget. Maklum, gue kan macarin idola. Huehehe
Sebagai
penikmat dunia peridolaan dari tahun 2011, gue melihat ada diri seorang idola
dari seorang Annisa. Bisa dibilang fan service-nya bagus. Apalagi dengan suara
manjanya dia yang menggoda.
Pengin
nyeritain juga awal mula gue sama dia. Berawal dari ditariknya gue masuk ke
dalam kepengurusan angkatan dia. Katanya sih gue tumbal. Tapi gak pa-pa, gue
tetap bersyukur.
Dari
awal gue masuk sebuah organisasi yang bertema Jepang di kampus. Satu hal yang
ada di otak gue pada saat ngeliat dia pertama kali, “Ini orang kok gendut
banget ya?” padahal gak cuma dia yang gendut, tapi tetap, otak gue berpikir
kalo cuma dia yang gendut. Aneh memang otak gue.
Di saat keramaian, cuma dia orang heboh terbeda yang pernah
gue lihat selama ini. Serius deh. Temen SD, SMP, SMA gak ada yang sampe seheboh
itu. Aneh memang mata gue.
Berlanjut
pada sebuah acara yang berhubungan dengan sidang organisasi. Ada scene yang sampe saat ini gak gue
lupakan. Scene ketika gue minta minum
sama dia, di saat air mineral di galon udah abis. Dan gue minta minumnya itu
gak ngomong, cuma kode dengan lihat mata dia dan membuat gerakan orang mau
minum. Untungnya dia mengerti dengan kode gue. Huehehe.. biasanya kan lemot.
Gue
semakin dekat dengan dia ketika acara festival jepang di kampus. Kami adalah
panitia dari acara tersebut. Inget ketika gue, dia, dan dua orang teman lagi
berbelanja di sebuah pasar untuk keperluan dekorasi. Entah kenapa, ada hal lucu
yang gue perhatikan dari tingkahnya. Aneh ya emang otak dan mata gue. Huehhehe
Hingga
ketika pada scene ketika panitia event tersebut selesai rapat. Gue memberanikan
diri gue buat nembak dia di luar posyandu. Tempat yang gak romantis juga sih
buat menyatakan perasaan. Jujur itu pertama kalinya gue menyatakan perasaan
secara langsung. Biasanya cuma lewat pesan singkat aja, dan ditambahkan
kata-kata romantis dari majalah gitar.
Seorang
senpai bilang, “Ren, dia ada yang nembak dan belum dijawab. Rendy kalo emang
beneran yakin sama perasaan Rendy, mendingan langsung bilang.” Dan.. YAK! Gue
nyatain perasaan gue langsung ke dia. Di otak gue cuma mikir, “Ini kesempatan
gue dan harus ngomong apa? Gue juga gak mau kalah sama yang udah nembak dia.
Ini kompetisi Ren!”
Selama
gue pacaran dengan mantan-mantan terdahulu, gue pasti selalu dihadapkan dengan
sebuah kompetisi. Ketika gue berhasil dapat, pasti gue berjuang lagi. Dan itu
pasti. Tapi, perjuangan gue suka gak dihargain. Yasudahlah.
“Tapi
Icha belum move on, Ren.” DEG! Ya memang tampaknya gue harus berjuang lebih
keras lagi. Gue bilang, “gak pa-pa” karena ya emang gue ditakdirkan untuk
selalu berjuang tanpa henti.
Tepat
hari selasa sore di teras gedung 5 kampus gue. Gue menunggu jawaban dari dia.
Dia datang bersama dua orang temannya. Sempat dikasih kultum sama dua orang
temannya. Dan ada hal yang menarik juga pada saat itu, dia bertanya, “Rendy mau
gak komitmen sama Icha?” Kepala gue langsung puyeng. Berat bro. Itu penuh
tanggung jawab yang besar. Dan dengan cepat, gue meng-iya-kan. Karena gue
melihat ada secercah harapan dari dia.
Di
saat-saat pacaran sama dia ada hal menyenangkannya dan ada gak menyenangkannya.
Ya alamilah buat orang pacaran pasti ada hal menyenangkannya dan ada gak
menyenangkannya. Salah satu hal menyenangkan sekaligus gak menyenangkan itu
ketika pagi-pagi buta gue ke rumahnya cuma mau minta maaf atas kesalahan gue. Seorang
teman yang belum tidur sama sekali sampai gue tarik buat nemenin gue ke
rumahnya. Huehehe.. Hal menyenangkannya itu karena akhirnya kita berbaikkan
kembali, hal tidak menyenangkannya itu karena gue belum sempat sarapan ditambah
ban motor teman kempis. Selain itu masih banyak lagi.
Hingga
suatu hari gue curhat tentang dia ke seorang sodara gue. Baru cerita sebentar
langsung udah bisa menyimpulkan, “Dia orangnya labil, Ren.” Sampai dua hari yang lalu masih curhat ke seorang sodara yang sama, tetap dijawab, “Dia tetep masih labil, Ren.”
Biar pun begitu, gue masih sayang dia dengan tulus dan menerima segala yang
kurang dari dia.
Gak kerasa udah banyak juga yang gue ketik. Cukup segini aja
yang gue tulis. Kalo mau lebih, mungkin nanti bakal ada di buku gue yang insya
Allah terselesaikan dan diterbitkan.
See you!
Hahaha