Masak Air Tidak Matang⠀
"Pa, selamat ulang tahun"⠀
⠀
"Bukan! Bukan sekarang, Bang," Nyokap gue ngomong dengan nada rendah sambil memberika gesture sekarang-bukan-ulang-tahun-papamu-anakku-yang-pinter.⠀
⠀
Bokap gue terdiam, kemudian bilang,"Kamu kecepetan, Bang"⠀
⠀
"Yang tanggal 3 itu Mama sama Dedek. Kamu lupa nih, Bang"⠀
⠀
Sumpah bukan gue lupa. Gue keingetnya tanggal 3. Dan itu gue ucapkan hari ini ketika selesai mandi. Setelah itu, gue cuma bisa cengengesan. Hehehe.⠀
⠀
Orang terpelit, menurut gue ya, Bokap. Dulu gue minta beli pulsa suka banyak alasan. Padahal Bokap sendiri yang menjanjikan.⠀
⠀
Gue juga suka kena marah ketika gue suka bertindak gegabah dan terburu-buru. Contohnya, gue lagi mau masukin mobil ke garasi.⠀
⠀
"Kiri.. Kiri Kiri.. Kanan. Banting kanan.."⠀
⠀
Prak! Prak! Prak! Sisi kiri mobil di ketuk Bokap karena mobil yang lagi gue kendalikan hampir mau bergesek dengan dinding.⠀
⠀
"Bisa gak sih kamu, Bang?"⠀
⠀
"Te.. Tenang.. Pa," gue berusaha menenangkan Bokap tapi nampaknya membuat darah Bokap meninggi.⠀
⠀
"Ah udah, sini Papa aja" Akhirnya Bokap yang finishing.⠀
⠀
Misalkan gue ditanya, siapa koki terhebat, gue bakal jawab dengan lantang dan percaya diri,"Bokap gue."⠀
⠀
Bokap gue ini juga pinter masak, ya. Sayangnya gak menurun ke gue. Gue cuma bisa masak air, kemudian kepala gue ditepungin.⠀
⠀
Dan ya, itu lah keluarga gue. Nyokap, Bokap, Adek. Udah gue ceritakan, ya. Sedikit aja, kalo banyak, jadi buku nanti.⠀